Skip to main content

hai

hai,

buanglah puntung rokok pada tempatnya
mengunjungi blog ini kembali, setelah sekian lama saya telantarkan. saat ini menjelang pagi dan tiba-tiba saja saya sangat ingin belajar menulis kembali meski harus mengenali kembali tampilan dan juga bagaimana harus memposting dalam blog ini.

sebagai langkah awal barangkali saya akan mengucapkan selamat datang pada diri saya sendiri dan tentu saja, jangan lupa bersenang-senang.




Comments

Popular posts from this blog

“TRAGEDI BANCI KALEN” BABAK I Fade in: Siluet sepasang muda mudi yang saling bercengkrama. Saling goda dan saling peluk. Kemudian duduk bersama,.. mesra sekali. Fade out: Fade in : Setting panggung : Panggung menggambarkan jalanan pinggir kali. Ada warung yang terdiri dari meja dan kursi seadanya. Ada penjual dan seorang pembeli yang sibuk membaca koran sambil menikmati kopi yang telah disuguhkan oleh penjual. Dua orang perempuan lewat, salah satu di antaranya menggendong bayi. Mereka berjalan tergesa. Tini : “seretno gendongan sampeyan yu… ojok sampek Dewik ucul teko gendongan sampeyan… seretno yu….” Siti : “ iyoyo.. ono opo seh?” Tini : “ wes talah pokoke seretno gendongan sampeyan. Dewik gendongen mburi ae.. kene tak ewangi yu..” Mereka berdua sibuk untuk membetulkan gendongan. Sang bayi dipindah ke belakang. Kemudian mereka melanjutkan berjalan lagi dengan cepat. Setelah berjalan, tini meminta siti untuk berhenti. Tini langsung menunjuk ke arah pinggiran kali tempat suami siti dan